5 Tips Istiqamah Setelah Ramadhan | YDSF

5 Tips Istiqamah Setelah Ramadhan | YDSF

23 April 2024

Tips tetap menjadi pribadi yang istiqamah dalam kebaikan usai Ramadhan rasanya memang sangat dibutuhkan. Terlebih untuk kita yang sering merasa cepat naik turun kadar imannya. Faktornya banyak, contohnya karena pergaulan, lingkungan kerja, dan lainnya. Namun, yang paling mempengaruhi adalah diri kita sendiri, kuat atau tidak serta bagaimana cara kita bersikap.

Bulan Ramadhan memberikan kita momentum spiritual yang kuat. Kita berpuasa, menghabiskan lebih banyak waktu untuk beribadah, dan melakukan banyak amal kebaikan lain. Namun, setelah bulan ini berakhir, seringkali semangat kita mulai menurun, rutinitas sibuk, godaan duniawi, dan kurangnya suasana Ramadhan membuat kita merasa sulit untuk tetap konsisten.

Padahal, Allah Swt. menyukai hambanya yang istiqamah dalam beribadah, meskipun ibadah itu dilakukan sedikit, asalkan dikerjakan secara terus menerus. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang dikerjakan terus menerus walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ganjaran untuk orang yang istiqamah juga telah difirmankan Allah dalam surah Al-Fussilat ayat 30, “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati, dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan.””

Para ahli tafsir menjabarkan istiqamah yang dimaksud dalam ayat ini adalah istiqamah di atas tauhid, dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah Swt., serta istiqamah di atas ikhlas dalam beramal hingga maut menjemput.

5 Tips Istiqamah dalam Kebaikan

Berikut lima tips menjadi pribadi yang tetap bisa istiqamah dalam kebaikan pasca Ramadhan:

1.      Berdoa Diteguhkan Hatinya

Doa menjadi senjata. Begitulah kekuatannya, terlebih bila kita memohonnya dengan tulus dan sungguh-sungguh kepada Sang Khaliq.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ahmad, dinarasikan dari Ummu Salamah, beliau menceritakan bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah saw. adalah,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Ya muqollibal quluub Tsabbit qolbi alaa diinik (Wahai dzat yang maha membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamamu).”

Rasulullah saw. menambahkan kepadanya bahwa hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Makan, siapa saja yang Dia kehendaki, akan diberikan keteguhan dalam iman. Pun sebaliknya.

Dalam tafsir Ibnu Katsir, setelah Ummu Salamah menyebutkan doa tersebut, beliau pun membaca,

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“Ya Rabb kami, janganlah engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudau Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8).

Baca juga: Mendahulukan Qadha Puasa, Lalu Puasa Syawal | YDSF

2.      Beramal dengan Ikhlas

Segala sesuatu bermula dari hati. Untuk bisa terus istiqamah meskipun Ramadhan telah usai, perlu keikhlasan dalam setiap melakukan amalan.

Ikhlas tidak hanya dimulai ketika bulan Ramadhan hampir usai saja, bahkan jauh sebelum masuk bulan tersebut. Di mana saat seorang hamba ikhlas beramal karena Allah Swt. maka Allah yang akan memberi balasan, salah satu balasannya yakni Allah akan meringankannya untuk terus melakukan kebaikan.

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Segala sesuatu yang tidak didasari ikhlas karena Allah, pasti tidak bermanfaat dan tidak akan kekal.” Sedangkan para ulama juga memiliki istilah lain, “Segala sesuatu yang didasari Ikhlas karena Allah, pasti akan langgeng.”

3.      Merutinkan Puasa Sunah

Ibadah yang paling identik dengan Ramadhan adalah puasa. Ya, karena di bulan suci ini puasa menjadi hal yang wajib bagi seorang Muslim. Bagaimana ketika telah selesai Ramadhan? Apakah lantas kita tidak berpuasa sepanjang waktu hingga bertemu Ramadhan kembali?

Begitu indah Islam memberikan banyak cara agar umatnya mampu meraih kemuliaan. Salah satunya adalah dengan adanya puasa sunah yang dapat kita tunaikan dalam berbagai kesempatan. Seperti puasa sunah Senin dan Kamis, puasa sunah Daud, ayyamul bidh, dan berbagai puasa sunah lain yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. Tentu, selain puasa sunah kita juga harus memastikan bahwa hutang puasa Ramadhan baik dalam bentuk qadha maupun fidyah telah tuntas dilunasi.

Usai Ramadhan, kita dapat memulai puasa sunah dengan menunaikan puasa Syawal. Dinarasikan dari Abu Ayyub Al-Anshari, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim).

Tidak hanya untuk melatih diri, puasa sunah sejatinya juga menjadi salah satu cara kita untuk dapat melatih syukur, hingga bersabar.

4.      Rajin Muhasabah

Setiap perjalanan istiqamah dalam kebaikan, ada baiknya kita dampingi dengan selalu menginstropeksi diri. Atau dalam bahasanya kita mengenal istilah muahasabah. Karena muhasabah menjadi salah satu ciri orang yang beriman dan bertaqwa.

Baca juga: Allah Lebih Melihat Keikhlasan | YDSF

Sebagaimana Allah Swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18).

Muhasabah dapat dilakukan dengan memulai megoreksi diri dari kelalaian amalan wajib, hal-hal buruk apa yang telah dilakukan, hingga kemudian bertaubat, mengoreksi niat, dan berkomitmen untuk tidak mengulangi keburukan di masa lalu.

5.      Memilih Teman yang Shalih

Rasulullah saw. bersabda, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Begitu jelas Rasulullah saw. memberikan gambaran tentang pergaulan seseorang. Oleh karenanya, bila kita ingin menjadi pribadi yang dapat terus istiqamah dalam kebaikan, memilih teman dan lingkungan yang shalih menjadi salah satu kuncinya. Kita akan lebih mudah mengerjakan kebaikan, bilakita berada di lingkungan yang mendukung kita untuk melakukannya. (berbagai sumber).

 

 

Wakaf di YDSF


 

Artikel Terkait

Pesan Rasulullah Saw. Untuk Umat Muslim Jelang Akhir Zaman | YDSF
ZAKAT DAN PAJAK | YDSF
Mendahulukan Qadha Puasa, Lalu Puasa Syawal | YDSF
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Garage Sale, SD Al-Hikmah Tanamkan Rasa Empati dan Jiwa Wirausaha Kepada Siswa
PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF


Tags: istiqamah ramadhan, istiqamah setelah ramadhan, ydsf, tips istiqamah setelah ramadhan

Share:


Baca Juga

Sedekah di YDSF lebih mudah, melalui: