Belajar murah hati salah satunya dapat kita
lakukan dengan meneladani Hasan bin Ali r.a., salah satu cucu Rasulullah saw. Banyak
riwayat yang menggambarkan kemurahan hati Hasan bin Ali, memperkuat statusnya
sebagai salah satu teladan utama dalam hal kedermawanan. Kisahnya yang populer
adalah saat Hasan memberikan seratus ribu dirham kepada orang yang membutuhkan.
Lahir dalam keluarga yang penuh dengan
kebajikan, Hasan tumbuh menjadi sosok yang tak hanya dihormati karena
posisinya, tetapi juga karena sifat-sifat luhur yang diwarisinya dari kakeknya.
Rasulullah saw. bersabda tentang Hasan dan Husain, “Hasan dan Husain adalah
pemimpin pemuda di surga.” (HR. Tirmidzi). Ini menunjukkan betapa mulianya
derajat kedua cucu beliau di sisi Allah karena sifat-sifat luhur yang mereka
miliki, termasuk kemurahan hati.
Dalam catatan Ibnu Katsir rahimahullah, dari
Ibnu Sirin mengatakan, “Pernah Hasan bin Ali menikahi seorang perempuan lalu
mengirim padanya seratus budak perempuan, masing-masing dari mereka membawa
seribu dirham.” Hasar juga pernah memberikan uang sepuluh ribu masing-masing
untuk dua orang istrinya yang ditalak pada hari yang sama.
Berbagai Kisah Dermawan Hasan bin Ali
Kisah lainnya juga dikisahkan oleh Ibnu Katsir
dalam kitabnya Al-Bidayah wan Nihayah. Beliau bercerita pula tentang kebaikan
Hasan saat mendapati seorang budak yang memakan roti di kota Madinah. Ketika
budah tersebut memakan sesuap, lalu ia memberikannya kepada seekor anjing.
Hasan menghampirinya dan bertanya, “Mengapa kamu lakukan itu?” Lalu, si budak
tersebut menjawab, “Aku malu jika makan sendirian, tanpa berbagi dengannya.”
Hasan menjawab kembali, “Tetaplah di sini sampai aku kembali.”
Apa yang dilakukan Hasan? Ternyata, ia justru
menemui pemilik budak dan kebun tersebut. Setelah memerdekakan si budak, Hasan
lalu memberikan kebun itu untuknya. Budak tersebut berkata kepada Hasan, “Tuanku,
kebin ini sudah aku wakafkan untuk keperluan di jalan Allah yang karena-Nya
Anda telah memerdekakanku.”
Cerita menarik tentang sifat dermawan Hasan
juga diceritakan oleh Abu Ja’far Al-Baqir. Beliau mengatakan bahwa pada saat
Hasan i’tikaf datang seseorang yang meminta bantuan. Bukan merasa terganggu,
Hasan justru menjawab, “Memenuhi kebutuhan saudaraku karena Allah lebih aku
sukai daripada i’tikaf selama satu bulan.”
Baca juga: Mengapa Rasulullah Menganjurkan Muslim Berwakaf l YDSF
Masyaa Allah,
ungkapan Hasan tersebut sangat berbanding lurus dengan apa yang telah
disabdakan sang kakek, Rasulullah saw. “Orang yang membantu kebutuhan
saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Dan barang siapa yang
menghilangkan kesulitan seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan
kesulitannya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sikap murah hati yang dimiliki Hasan tidak
hanya diamalkan dengan cara berbagi dengan sesama. Selain murah hati, putra
Fatimah yang lahir pada tahun ke-3 Hijriah ini juga memiliki sifat rendah hati.
Meski dicemooh oleh orang-orang, Hasan tetap tidak membalasnya.
Umair bin Ishaq bercerita bahwa pernah mengirimkan
orang untuk memberinya pesan yang tidak baik tentang Ali dan Hasan. Di pesan
tersebut, tertuliskan, “Ali dan kamu! Aku tidak menganggapmu kecuali sebagai
seekor keledai yang jika ditanya siapa ayahnya, maka ia akan menjawab; ibuku
seekor kuda.” [Imam Jalaluddin Suyuthi, Tarikh Khulafa, [Mekkah, Maktabah
Nizar Musthafa Al Baz, 2004]. Setelah membacanya, Hasan justru menjawab, “Pergi
dan kembali kepadanya, katakan aku tidak akan membalas ucapannya dan tidak akan
mencaci-makinya karena perkataanmu ini. Namun ingatlah perjumpaan kita di
hadapan Allah. Jika kamu benar, Allah akan membalas kejujuranmu, namun jika
kamu bohong, sesungguhnya siksa Allah sangat pedih.”
Ketika Ali bin Abi Thalib meninggal, Hasan
diminta penduduk Kufah untuk menjadi gubernur. Ia sempat memimpin selama enam
hingga tujuh bulan. Namun, ketika Muawiyah datang kepadanya dan meminta kedudukan
kekhalifahan, Hasan pun memberikannya. Ia memilih demikian demi menjaga
persatuan umat Muslim, meski setelahnya banyak yang membicarakan buruk tentang Hasan.
Berbagai peristiwa yang tak mudah dihadapi
dalam hidup saudara dari Husein bin Ali bin Abi Thalib ini. Namun, tak membuat
dirinya menjadi pribadi yang kikir atau merasa yang paling menderita di dunia.
Justru kemurahan hati yang selalu ia tunjukkan. Semoga kisah-kisahnya menjadi
salah satu teladan terbaik kita. (berbagai sumber).
Wakaf di YDSF
Artikel Terkait
Pesan Rasulullah Saw. Untuk Umat Muslim Jelang Akhir Zaman | YDSF
ZAKAT DAN PAJAK | YDSF
Mendahulukan Qadha Puasa, Lalu Puasa Syawal | YDSF
KEJAR BERKAH, RUTIN SEDEKAH | YDSF
Garage Sale, SD Al-Hikmah Tanamkan Rasa Empati dan Jiwa Wirausaha Kepada Siswa
PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, DAN WAKAF | YDSF